Tuesday, January 31, 2012

my first written exam ever at university

After all those months with classes, I have finally had a chance to write exams. 
My first ever is Wirtschaftsinformatik (Business Informatics). And well.., remembering that I don't really understand this subject (I actually also don't on nearly every other subject) and I didn't really put any effort in studying it. I haven't expected much from myself, but I haven't really realized till that moment (when I sat, looked down and tried to answer the exam) that it's actually not that easy to only reach the minimum score (50%).


At first, I prayed, hoping that I could understand all the questions, could answer it just right and all of those things that I have learned would popped out at the right moment. 
And then, I read all the questions (a sum of 7 questions).


I don't know how to describe how I felt and feel about that exam. It's simply that I'm so speechless (or rather that I've lost my soul and can't feel anymore -.-).


Facts about my first exam:

  • the questions were not easy to be understood (Y U no ask it in easier way??!);
  • there's a sum of 100 points, there's actually one question that got 18 points in it and I didn't really know how to answer it;
  • I didn't know whether that Prof can understand what I wrote, I felt that my answers were in some kind of kindergarten level (short, somewhat unclear, even nearly without sentences).

When I came out of that room and my friends asked how it was, I simply couldn't say a word and just literally opened my mouth without saying anything (I guess, it's some sort of after-exam-shock). Anyway, I didn't and don't want to say anything bad about what I've written and in a way or other, I don't really need to think about it anymore till the scores are given. 


I hope that my following exams will be better and I can pass all of those exams. 




=)
SVialli

[20.31]
[2 - 31/01/12]

Saturday, January 28, 2012

the end of semester

Tanpa terasa, akhir semester udah di depan mata. 
Berita baiknya: rasanya seneng berhubung udah ga ada kelas lagi.
Berita buruknya: ujian udah di depan mata (gw mulai ujian hari Senin depan).

(di Universitätsbibliothek TU Berlin)

Berhubung ujian udah deket banget, akhir-akhir ini (dari hari Selasa kemarin), kerjaan gw adalah ke perpus (Universitätsbibliothek TU Berlin). Pas hari pertama dan kedua, gw masih bisa belajar lumayan banyak. Sayangnya, pas hari ketiga, kayaknya mulai menurun efektivitasnya. Dan hari ini (hari ke-5), gw bener-bener ga bisa belajar sama sekali saking jenuh dan bosennya di perpus.

Apa aja yang gw kerjain di perpus?
Belajar (30%) dan ga jelas (70%).
Beberapa hal ga jelas yang dilakukan oleh gw pas di perpus: 
  • jalan-jalan ke WC, 
  • twitter-an (gw bukan orang yang sering nge-tweet, tapi sejak keseringan ke perpus, gw jadi sering banget nge-tweet dan tentu aja pake hashtag '#bibli'),
  • ngelihatin orang-orang sekeliling gw, 
  • ngerasa bosen abis,
  • ngebuka 9gag.com,
  • bolak-balik kertas (sok-sokan mau belajar), 
  • selonjoran di kursi, 
  • numpangin kepala di tangan (sok-sokan capek belajar dan pengen tidur),
  • bbm-an dan whatsapp-an.

Yang gw tahu, gw ngerasa bener-bener setuju sama satu post yang ada di 9gag: Phases of an Exam.

Intinya sih, gw mau lolos dalam semua ujian yang gw ambil. =))))


=)
SVialli
[17.23]
[6 - 28/01/12]

Thursday, January 19, 2012

the circle of unfulfilled promises

I promised myself many things. I promised that I would spend more time to study, that I would sleep earlier, that I would dress up better, that I would be friendlier, that I would call home more often, that I would be a better person, that I would etc.


stack of books that 

I promised to read for my study
One thing I realize is that I rarely fulfilled those promises I made to myself. Therefore, I wonder whether I did so only to myself or also toward the others. Like people often say: look at yourself first before looking at the others. But I guess, I don't usually make promises to the other people, so it's not a problem. 


My problem is that I am too used to make promises to myself. When it turned out that I have broken it, I promised myself to do it all over again and then, it simply turned out that I couldn't keep my promise again and then, I would simply make another promise about being better at keeping promises, but I wouldn't and I would make another one and another one and another hundreds.


In conclusion, it's like a dark circle or maybe a black hole. I keep doing the same thing, which is not a 'good' same thing, but rather a 'bad' routine. It seems that I have blackened my eyes, fell into a black hole of promises and simply drowned myself in those promises in order to try to fulfill it. 


But I guess, I simply can't get out of it at this moment and simply need to make another promise of fulfilling my unfulfilled promises. I hope this won't last long. =P


nb:
sorry for the broken English.




=)
SVialli
[22.33]
[4 - 19/01/12]

Saturday, January 14, 2012

stereotip 'teknik dan wanita'

Salah satu stereotip yang dulu kurang gw suka adalah bahwa wanita itu ga ngerti soal teknik.

Gw sering ngerasa kalau stereotip itu tuh bener-bener ga banget, berhubung gw kayaknya oke-oke aja sama teknik. Sayangnya, pendapat gw tentang stereotip itu bener-bener berubah  setelah gw berhubungan terlalu 'banyak' sama teknik di kuliah.

Kelas Informatik - Excel dengan Macro dan VBA - Proyek VBA
Awalnya, yang diajarin pas kelas praktek Informatik masih soal Excel yang super duper dasar, sampe gw mikir, kenapa kita belajar kayak gituan pas kuliah (padahal di SMA aja, itu aja tuh udah 'gampang' banget). 

Trus tanpa terasa, si dosen mulai ngajarin soal bikin tombol-tombol di Excel pake Macro. Dan disitulah 'penderitaan' gw dimulai.

Pas pertama belajar Macro (yang sama sekali ga pernah gw denger sebelumnya sampai pada saat si dosen ngajarin), gw masih bisa ngikutin, berhubung masih yang simpel-simpel doank dan si dosen dengan baiknya selalu kasih panduan lewat kertas yang penuh sama petunjuk.

Trus habis si Macro, si dosen mulai ribet soal VBA (Visual Basic Application) di Excel. Nah, pas dia ngajarin soal itu, kepala gw kayaknya mulai ga berfungsi, berhubung ada kode-kode dan istilah-istilah aneh yang menurut gw kelihatan sama semua. Tapi gw masih santai-santai aja behubung si dosen masih selalu dengan sangat baiknya ngasih petunjuk step-by-step yang dia print di kertas.

Suatu hari, dosen utama yang ngajar Informatik ngasih tugas yang harus dikumpul sebagai syarat ikut ujian. Dari saat dia ngasih tugas sampai tuh tugas harus dikumpul, ada waktu sekitar satu setengah bulan buat ngerjain. Jadi, gw masih dengan tenangnya berpikir kalau waktu buat ngerjain masih banyak, bersantai-santai ria, ga pernah mikirin soal itu lagi sampai beberapa hari yang lalu.

Mimpi buruk gw dimulai ketika gw baru mulai ngerjain tuh tugas dua minggu sebelum deadline. Gw minjem buku di perpus, berharap tuh buku bisa nolong gw dan bener-bener mulai pas hari Kamis (12.01) malem. Dan gw bener-bener bingung banget karena gw bener-bener ga tahu harus ngapain.
Alhasil, gw baru tidur jam 3 pagi (itu karena udah bener-bener blank) dan malamnya, gw ga tidur lagi (baru ketiduran jam 9an pagi sampai jam 2an siang karena udah bener-bener blank juga) dan lanjut lagi sampai jam 10an malam di depen laptop buat ngerjain tuh tugas.
Bahagianya, akhirnya gw selesein juga tuh tugas (meskipun apa yang gw buat sebenernya mengandung banyak error dan ga layak buat disebut sebuah proyek VBA).

Teknik dan Wanita
Jujur aja, sejak saat gw mulai belajar Informatik di kuliahan, gw ngerasa kalau salah satu hal yang bener-bener ga bisa nyambung adalah 'teknik dan wanita' (meskipun ini lebih terarah ke diri gw sendiri dan lebih terarah ke bidang Informatik, tepatnya programming).

Rasanya kode-kode dan istilah-istilah yang dipake tuh bener-bener ga masuk akal dan terlalu ribet dan bikin kepala mau pecah. Dan gw sebel dan bingung banget sama tiap error atau apapun itu yang muncul kalau gw salah bikin kodenya. 

Intinya sih, gw sekarang cukup seneng berhubung ada stereotip seperti itu, karena dengan itu, gw ga perlu ngerasa malu banget kalau ga bisa ngerjain suatu tugas atau tugas yang gw bikin terlalu jelek. 
Dan gw cukup puas dengan keadaan gw sekarang yang 'cuma' bisa pake komputer dan internet dan beberapa software kecil demi kelangsungan hidup gw tanpa perlu tahu lebih banyak soal gimana caranya bikin suatu program atau apapun itu yang berhubungan dengan Informatik. 

n.b.:
Gara-gara terlalu fokus ngerjain tugas (hampir 25jam an gw luangin buat tuh tugas, belum lagi kalau kepikiran pas mau tidur dan di waktu-waktu luang gw), gw menelantarkan MonsterWorld gw di Google+ (meskipun ga ada temen gw yang maenin itu) sampai tanamannya dimakan sama si penyiram tanaman yang lapar.


=)
SVialli
[23.52]
[6 - 14/01/12]

Saturday, January 7, 2012

not to think about things

Resolusi tahun baru pertama gw, gw temukan pas gw mulai kuliah selama seminggu pertama tahun baru ini, yaitu bahwa gw bakal berusaha buat ga 'mikir' dan ngejalanin aja yang ada.

Tahun lalu, pas baru mulai kuliah semester pertama, kayaknya banyak banget yang dipikirin. Mulai dari gimana nyari temen, gimana ngikutin pelajaran yang kayaknya ga punya harapan untuk dimengerti, kapan harus belajar, gimana caranya ngerjain tugas pake bahasa yang kayaknya masih berantakan banget dan 'berjuta' hal lainnya. 

Entah gimana, setelah liburan seminggu (libur Natal dan Tahun Baru) dan mulai masuk sekolah lagi, meskipun keadaan perkuliahan gw ga semakin membaik, kayaknya gw mulai membiasakan diri gw sama situasi itu atau mungkin, di sisi lain, bisa dibilang kalau gw mulai 'terbiasa' sama kondisi perkuliahan gw yang agak-agak tragis (duduk sendiri, ga ngobrol, terkesan sangat anti sosial dan terlihat ga punya teman sama sekali).

Untungnya, di tahun yang baru ini, gw kayaknya baru benar-benar menyadari 'kekuatan' yang selama ini 'dikasih' ke gw tiap harinya yang ngebuat gw bisa bertahan dengan baik. Rasanya, meskipun musim ujian udah bakal dateng kurang dari satu bulan lagi, gw ga punya rasa 'ngeri' yang berlebihan dan sekarang, kalaupun masuk kelas, jantung gw ga deg-degan lebai lagi pas gurunya ngelempar pertanyaan ke kelas. Dan yang paling oke, gw ga peduli meskipun gw bisa dibilang duduk sendirian di kelas selama seminggu penuh ini. 

Gw rasa,
to be able not to think is one of the best things.

Walaupun gitu, 'hidup tanpa mikir dan jalanin aja' ga semudah itu dilakukan. Kemarin itu, pas hari kamis, gw sempet kepikiran beberapa hal kecil gara-gara ada temen sekelas gw yang lewat gitu aja padahal gw sapa (entah sapaan gw kurang kencang atau dia ga tahu kalau gw sekelas sama dia) dan ada temen sekelas gw yang kalau ngelihatin gw kayaknya pake mata melotot ga seneng (entah mata dia emang gede atau dia emang kalau ngelihat orang kayak gitu caranya). Gw jadi mikir:
sometimes there're so many 'why's till it simply makes you afraid to ask any.
Untungnya, gw inget lagi sama resolusi gw: ga mau mikirin hal apapun yang bisa membuat gw tertekan atau terbeban, apalagi hal-hal yang ngebuat gw jadi wanita tragis penuh tangis. Kalau bahasa temen gw, 'hidup tanpa mikir dan jalanin aja' kayak gini adalah menjadi 'zombie'. 

Intinya sih, gw cukup bahagia dengan resolusi gw yang satu ini (meskipun lebih terfokus buat hidup perkuliahan gw), berhubung rasa-rasanya, sekarang gw kayak ga punya beban pikiran atau apapun itu yang ngebuat gw capek, kesel atau kecewa sama diri gw sendiri. Tentu aja, gw percaya kalau semuanya bakal berkembang jadi lebih baik dan lebih baik lagi.


=)
SVialli
[01.19]
[6 - 07/01/12]

Thursday, January 5, 2012

the best and the worst in one thing

Kalau ngomong soal makanan apa yang paling gw suka, jujur aja, yang ada di kepala gw cuma satu: Coklat (meskipun mungkin itu ga termasuk kategori 'makanan').

Tadi, pas pulang kuliah, gw kepikiran pengen makan something dan yah.., yang gw pikirin cuma makan coklat, apalagi berhubung gw kayaknya udah lama banget ga makan coklat (meskipun dalam hal ini, lebih dari dua hari aja udah termasuk lama buat gw). Alhasil, gw pas pulang langsung beli coklat. =P

Dalam perjalanan, gw seperti biasa berpikir buat ga beli atau makan coklat. Berhubung, gw memasukkan coklat ke dalam kategori 'guilty pleasure' gw. Kenapa? Karena gw tuh suka banget sama coklat, tapi di sisi lain, gw agak-agak 'alergi' habis makan coklat dan efeknya bisa ngebuat gw 'stress'.

Jadi, gw kepikiran satu hal pas gw dalam perjalanan:
when a thing at one same time is the best and the worst, what would you choose? stay or run away? take or leave it? go after it or give it up?

Berhubung coklat masuk ke dalam kategori yang masih 'simpel', gw masih bisa terus-terusan 'stay' dan 'take it' dan 'go after it', meskipun gw harus sekali-kali ngebatasin diri gw kalau alergi gw lagi kambuh parah. Tapi sayangnya, yang masuk ke dalam kategori ini bukan cuma 'coklat', ada banyak hal lainnya yang kadang lebih 'kompleks' dari itu.

Beberapa hal lain itu kayak soal pacaran (bukan gw, tapi dari pengamatan terhadap beberapa teman). Ada beberapa teman gw yang pacaran lama dan mempertahankan hubungan itu terus-terusan, padahal kayaknya hubungan itu ga membawa mereka 'kemana-mana' dan malah 'ngejangkar' mereka di satu tempat.
Di satu sisi, pacar mereka adalah 'the best' buat mereka. Sayangnya, di sisi lain, mereka adalah 'the worst'. Dengan adanya pacar mereka, mereka ada yang nemenin, ada yang 'ngertiiin' mereka, mereka ga kesepian dll. Diluar itu, mereka 'terikat' sama 'peraturan-peraturan', jadi 'jauh' sama 'temen' mereka yang lain, tekanan batin kalau pacarnya ngambek dll.

Contoh lainnya adalah soal ngejar mimpi yang kita punya. Buat ngelihat atau ngebuat mimpi kita jadi nyata, itu adalah hal yang 'oke banget'. Sayangnya, hidup ga sesimpel itu dan semua itu butuh perjuangan dan hal itu bisa jadi 'mimpi buruk' kita selama kita ngejalaninnya.
Kayak soal ngejar 'keinginan' buat selesaiin kuliah dan dapat gelar. Kayaknya sih simpel dan gampang, sayangnya, terkadang waktu singkat yang kita pikir cuma beberapa tahun bisa jadi masa-masa 'tragis' penuh 'tangis'. Apakah kita cukup 'kuat' buat ngelewatin itu dan ngeraih yang kita mau?
Beberapa orang pengen jadi orang sukses (model, artis, pebisnis sukses; terkadang, sederhananya, orang kaya). Sayangnya, semuanya ga segampang yang ditulis di novel-novel atau diceritain film-film, semuanya butuh perjuangan. Kadang-kadang kita perlu ngebanting tulang keras-keras, kadang-kadang kita perlu nangis darah, kadang-kadang kita ga tahu harus mulai dari mana. Kadang-kadang kita ga cukup 'gigih' untuk bermimpi.

Intinya sih, gw cuma wondering apakah gw bakal berani ngambil langkah maju, bertahan ataupun ngejar sesuatu yang gw mau, yang bakal jadi hal yang paling 'oke' buat gw, meskipun di sisi lain, hal itu bakal jadi salah satu 'mimpi buruk' dan masa-masa 'mengerikan' buat gw. 


=)
SVialli
[22.55]
[4 - 05/01/12]