Tiket Berlinale 2012 - Film: Wandeukyi |
Gw nonton film ini sehari sebelum ujian, mengingat bahwa gw belum punya mood buat belajar (FYI, ujiannya sebenernya ga susah, berhubung si dosen sangat baik sekali karena udah bilang kalau cuma perlu belajar dari latihan ujian yang udah dia kasih). Anyway, (1) dalam ketidakinginan gw untuk mendekam di rumah dan (2) mengingat bahwa gw dah lama ga nonton sendiri dan (3) bahwa gw baru sempet nonton satu film yang ikut Berlinale 2012 dan (4) bahwa tiketnya sangat murah (gw lihat di website, harganya 3€ dan ternyata pas gw beli langsung pake student card, cuma 1,50€), gw pergi nonton nih film (untung masih ada tiket pas gw dateng kesono).
Banyak orang Korea beredaran di dalam bioskop dan btw, somehow di baris tempat gw duduk, berderet orang-orang yang nonton sendiri (nyebelinnya, cowo yang duduk sebelah gw tidur dan ngorok(!!!), gw pengen tabok tuh orang berhubung dia kayak ga ada apresiasi sama sekali sama nih film yang bagus banget, bagusnya, dia keluar di tengah film).
Kesan gw sebelum/setelah/pas nonton:
- Awalnya sih, gw kurang yakin pengen nonton nih film, berhubung yang maen kayaknya ga ada yang ganteng (yeahh.., i could be so simple-minded). Dan gw pikir, ceritanya tuh biasa dan cuma mau nyorot hal-hal menyedihkan (gw ga nonton trailer-nya, cuma baca deskripsi film) karena ada kombinasi yang sering banget muncul, orang kelas menengah ke bawah, orang yang agak terbelakang, anak sekolah bandel yang punya bokap yang 'memalukan', guru yang suka ngomel-ngomel tapi sebenarnya perhatian. Dan hell yeah.., ternyata pas gw nonton (meskipun gw masih agak ragu pas beberapa menit pertama), gw suka banget sama kombinasi yang ditampilin sama film ini.
- Film ini nyeritain tentang sesuatu yang 'berat' tapi pake gaya yang lucu. Bisa dibilang kalau nih film ngebawa gw ketawa di sepanjang film (FYI, bukan cuma gw yang ketawa, tapi hampir semua orang yang nonton film ini di studio itu).
- Film ini ngangkat soal masalah kelas mengengah ke bawah, diskriminasi ras dan imigran. Meskipun gw ga tinggal di Korea, berhubung gw orang Indonesia (yang masih merupakan negara 'berkembang' di Asia) dengan 'ras' minoritas dan merupakan pelajar 'imigran' di Jerman, gw rasa, gw bisa cukup 'ngertiin' dan 'ngerasain' apa yang ditampilin film ini.
- Selain itu, film ini juga nyeritain soal 'passion'. Si anak 'bandel' yang punya nilai jelek terus-terusan dan suka berantem, ternyata lebih punya 'talent' dan 'passion' di bidang lain, yang adalah boxing. Dari berantem ugal-ugalan di jalanan, jadi seseorang yang 'berantem' with rules.
- Di luar hal itu, film ini juga ngasih lihat soal 'guru'. Seorang guru yang 'memotivasi' dan 'ngajar' muridnya bukan pake cara-cara 'biasa' (meskipun gw kayaknya ga pernah ketemu guru yang unik banget kayak gitu).
- Di samping semua itu, film ini juga nyeritain soal keluarga, teman, apa hal yang sebenarnya 'memalukan' dan patut 'dibanggakan', soal 'prinsip', mimpi dan hal-hal lain yang 'penting'.
- Berhubung nih film diangkat dari novel, gw wondering apakah emang tuh novel juga 'witty' kayak gini) dan gw jadi pengen baca novelnya juga (meskipun kayaknya belum ada yang terjemahannya).
- Meskipun gw ga bisa bahasa Korea dan ga pernah belajar (tapi keseringan nonton drama dan variety show Korea), gw ngerasa kalau subtitle bahasa Inggris yang dipake pas gw nonton itu agak kurang akurat (ada beberapa kata, terutama kata-kata makian, yang dibuat terlalu halus dan sebagainya).
=)
SVialli
[15.09]
[5 - 24/02/12]
nb: gara-gara nonton film ini, gw jadi nonton drama Sungkyunkwan Scandal.
No comments:
Post a Comment