Ini buku Indonesia pertama yang gw baca sejak hampir 2 tahun (gw baca buku ini sekitar hari Senin kemarin; thanks to my lovely friends, Calvin, William, Santy) dan buku Dewi Dee Lestari pertama yang gw baca. Dan setelah baca, kesimpulannya adalah gw suka sekali sama gaya cerita dia, cara pikir dia dan cara dia merubah kata jadi jalinan cerita yang luar biasa.
Buku ini berisi prosa dan cerpen. Gw lebih suka sama cerpen dia daripada prosanya (anyway, gw bukan big fan of prose). Yang paling gw suka dari semua cerpen didalam buku itu adalah 'Madre' dan 'Menunggu Layang-Layang', yang adalah cerpen pertama dan terakhir dalam buku itu.
Pada halaman-halaman pertama, gw sedikit ragu karena kata pengantar dari sang editor yang sepertinya kurang mampu mengedit (harus diakui bahwa gw bukan penulis pro atau sarjana Bahasa Indonesia atau apapun yang mengarah kesana, tapi ada beberapa kata yang sepertinya salah pemakaian atau bahkan sebenarnya tidak ada, meskipun pendapat gw sendiri patut diragukan), tapi ternyata buku ini WOW sekali.
'Madre' menceritakan sebuah toko roti yang sudah lama 'tertidur' dan akhirnya bangkit lagi setelah ada keturunan dari 'biang roti' yang datang, menyadari 'charm' si 'biang roti' dan mulai 'menyayanginya' (well.., you need to read it to understand =P).
Apa yang gw suka adalah bagaimana cerpen ini membuat gw tersenyum (nyaris tertawa) dan beberapa rasa lainnya. Yah.., mungkin ada beberapa hal yang buat gw kurang masuk akal seperti wanita pebisnis muda yang somehow mau menjalin hubungan sama pria yang kurang jelas pekerjaannya, tapi gw rasa, apapun mungkin aja terjadi meskipun itu tidak (atau belum) terjadi di hidup gw.
Cerita ini juga mengajar gw buat melihat hidup dari sisi yang lebih luas, bahwa hidup bisa berubah dalam hitungan detik dan perubahan yang kita pikir membawa kita ke 'ketidakjelasan' bisa jadi membawa kita ke hal yang luar biasa; dan bahwa 'komitmen' terkadang harus 'diberikan' dan 'kebebasan' harus 'dilepaskan' (yang menginspirasi gw untuk membuat blog ini).
'Menunggu Layang-Layang' menceritakan dua orang yang berteman, seorang laki-laki yang menunggu dan seorang perempuan yang mencari (gw rasa, gw lebih suka cerpen yang ini daripada 'Madre').
Apa yang gw suka adalah analogi-analogi yang dipakai sama Dee (analogi 'layang-layang' dan 'ikan lele'). Selain itu, gw juga suka sekali pada fakta bahwa dia tidak mempermasalahkan hal-hal 'kecil' seperti 'pernikahan' atau 'kesucian' (atau dengan kata lain, hal-hal 'sepele' yang suka dipermasalahkan orang pada umumnya).
Cerpen ini mengajar gw bahwa terkadang si 'cinta' yang kita cari berada begitu dekat hingga kita takut untuk meraihnya karena itu berarti bahwa kita merusak semua yang ada demi sesuatu yang belum pasti atau bahkan sesuatu yang belum tentu ada. Mungkin cerita klise, tapi cara Dee menulisnya membuat semuanya berbeda.
Selain dua cerpen itu, gw juga suka sekali sama cerpen yang dibuat untuk Baby yang lagi dikandung Dee (cara dia bercerita bahwa dialah yang dikandung dan bukan mengandung) dan ada cerpen yang membuat gw agak-agak bingung, meskipun gw somehow sedikit mengerti (cerpen yang judulnya 'Guruji'). Intinya, buku ini penuh warna dan tidak monoton.
Kesimpulannya, gw rasa semua orang harus baca buku ini (hiperbola tapi nyata), karena buku ini menginspirasi dan membuat hidup kita diisi sama beberapa analogi-analogi baru yang membuat kita yang membacanya berdecak kagum. Lebih dari itu, buku ini meninggalkan jejak di hati gw dan membuat gw menghela napas 'sedih' ketika buku ini sudah selesai dibaca.
=)
SVialli
[3 - 07/12/11]
[12.50]
No comments:
Post a Comment